Artikel: Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit ~ a Riswan Hanafyah's Blog project

Thursday, July 11, 2013

Artikel: Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG 

Beberapa larutan memiliki kemampuan menghantarkan arus listrik. Larutan ada yang dapat menghantarkan arus listrik dan ada yang tidak dapat. Contoh beberapa larutan yang dikenal adalah larutan air garam, larutan air gula, larutan air jeruk, dan lain-lain.

Dari sinilah saya ingin melakukan penelitian terhadap beberapa larutan tersebut dan untuk mengetahui kemampuan menghantarkan arus listrik. Dan larutan yang akan diuji cobakan kali ini adalah larutan air gula, larutan air garam, larutan air jeruk, larutan air sumur, larutan air comberan, larutan air cuka, larutan NaOH, larutan HCl, dan larutan akuades.

TUJUAN 

Tujuan yang akan dibahas yakni: 
  1. Menguji kemampuan daya hantar listrik pada beberapa larutan. 
  2. Menguji kemampuan terang redupnya kemampuan menyala. 
  3. Menguji kemampuan ada tidaknya gelembung pada tiap larutan. 
  4. Mengetahui larutan apa saja yang mempunyai kemampuan menyala. 
LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT

LANDASAN TEORI 

Landasan teori dari larutan elektrolit dan larutan non elektrolit adalah Svante August Arrhenius. Ia adalah anak dari ayah Svante Gustaf Arrhenius yang bekerja penyurvei tanah yang bekerja pada Universitas Uppsala dan mengelola perkebunannya di Vik, tempat Svante dilahirkan, dan ibu Carolina Christina Thunberg. Ia lahir di Swedia tanggal 19 Februari 1859 dan meninggal di kota Stockholm tanggal 2 Oktober 1927. Ia adalah salah satu ahli kimia fisik asal Swedia yang terkenal dengan teori Elektrolitnya dan mendapat hadiah Nobel pada tahun 1903. Arrhenhius mulai belajar membaca saat berusia 3 tahun dan tertarik dengan Matematika ketika ia mengamati ayahnya bekerja. Arrhenius menyelesaikan pendidikannya hingga perguruan tinggi, ia belajar Matematika, Fisika, dan Kimia. Pada tahun 1911, Arrhenius menerima medali Williard Gibbs pertama kali di Amerika Serikat berkat penelitiannya yang berjudul teori Larutan.

Menurut teorinya, “larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif). Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif”, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas menghantarkan arus listrik.

PENELITIAN 

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan antara lain:
  1. Gelas kimia 100 mL (2 buah)
  2. Bohlam 5 W (2 buah)
  3. Baterai besar (1 buah)
  4. Elektroda karbon (2 buah)
  5. Kabel merah putih (1 buah)
  6. Air sumur (50 mL)
  7. Akuades (50 mL)
  8. Air comberan (50 mL)
  9. Air gula (C12H22O11) (50 mL)
  10. Air garam (NaCl) (50 mL)
  11. Air jeruk (50 mL)
  12. Air cuka (50 mL)
  13. Larutan HCl (50 mL)
  14. Larutan NaOH (50 mL)
  15. Tissue
Cara Kerja
  1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
  2. Susunlah alat penguji elektrolit seperti gambar di samping.
  3. Masukkan 50 mL air sumur ke dalam gelas kimia dan ujilah daya hantarnya. Catatlah jika lampu menyala atau timbul gelembung pada elektrode karbon.
  4. Bersihkan elektrode karbon dengan akuades dan keringkan dengan tissue.
  5. Ulangi cara kerja ke 3 dan 4 dengan larutan lain yang terse-dia
Hasil Pengamatan

TABEL HASIL PENGAMATAN

NO
JENIS LARUTAN
KEADAAN
SIFAT LARUTAN
LAMPU
GELEMBUNG
1
Garam (NaCl)
√ (Terang)
Elektrolit
2
Gula (C12H22O11)
-
-
Nonelektrolit
3
Air comberan
-
Elektrolit
4
Air sumur
-
Elektrolit
5
Air jeruk
-
Elektrolit
6
HCl
√ (Terang)
Elektrolit
7
NaOH
√ (Terang)
Elektrolit
8
Cuka
-
Elektrolit
9
Aquades
-
-
Nonelektrolit













Pertanyaan dan Jawaban:

Pertanyaan:
  1. Apakah yang menyebabkan bohlam menyala dan tidak menyala?
  2. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik?
  3. Apakan kesimpulan Anda dari percobaan di atas?
Jawaban:
  1. Yang menyebabkan bohlam menyala dan tidak menyala karena adanya kemampuan terionisasinya dalam larutan, sehingga, beberapa larutan yang memiliki kemampuan terionisasi akan menimbulkan gelembung, bahkan bohlam dapat menyala.
  2. Karena senyawa yang dilarutkan akan terionisasi sehingga menjadi ion positif (kation) dan negatif (anion) yang bergerak bebas. Selanjutnya kation akan menuju elektroda negatif (katoda) dan anion akan menuju elektroda positif (anoda) sehingga terjadi aliran elektron yang menghantarkan listrik.
  3. Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa beberapa larutan yang telah diujikan ternyata ada yang memiliki kemampuan menyalakan bohlam atau hanya gelembung dan selanjutnya disebut larutan elektrolit. Sedangkan larutan yang tidak memiliki kemampuan menyalakan bohlam atau gelembung dan selanjutnya disebut larutan non elektrolit.
PEMBAHASAN 

Zat terlarut dan pelarut bercampur secara homogen membentuk larutan. Larutan elektrolit memiliki sifat dapat menghantarkan arus listrik. Sifat hantar listrik dapat diuji menggunakan seperangkat alat penguji elektrolit yang terdiri atas lampu, kabel, dan elektroda yang dicelupkan dalam larutan yang diuji. Elektrolit kuat mampu menghantarkan arus listrik secara sempurna dan bergelembung sehingga lampu menyala terang, sedangkan larutan elektrolit lemah hanya dapat menyalakan lampu yang redup dan bergelembung. Larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik dinamakan larutan nonelektrolit.

Daya hantar listrik larutan dipengaruhi oleh ion-ion dari senyawa yang terbentuk jika dilarutkan dalam air. Peristiwa tersebut dinamakan ionisasi. Larutan elektrolit kuat terjadi karena zat terlarut mampu terionisasi sempurna dalam air, sedangkan larutan elektrolit lemah terjadi karena zat terlarut hanya sedikit terionisasi. Derajat ionisasi digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya suatu larutan elektrolit. Larutan dari senyawa ionic merupakan elektrolit kuat. Larutan dari senyawa kovalen polar termasuk elektrolit, tetapi larutan dari senyawa kovalen nonpolar termasuk nonelektrolit.

Dari percobaan diatas, dapat dibahas, dari sembilan larutan diatas, hanya dua larutan saja yang tidak berelektrolit seperti larutan gula dan larutan akuades. Itu dikarenakan tidak memiliki kemampuan terionisasi. Sedangkan larutan-larutan lainnya memiliki kemampuan terionisasi seperti larutan garam, larutan jeruk, larutan air comberan, larutan air sumur, larutan air cuka, larutan HCl, larutan NaOH. Namun, dari beberapa larutan tersebut, diantaranya ada yang mempunyai elektrolit yang kuat, yaitu larutan garam atau NaCl, larutan HCl, dan larutan NaOH.

Larutan dapat menghantarkan arus listrik itu dikarenakan bahwa senyawa yang dilarutkan akan terionisasi sehingga menjadi ion positif (kation) dan negatif (anion) yang bergerak bebas. Selanjutnya kation akan menuju elektroda negatif (katoda) dan anion akan menuju elektroda positif (anoda) sehingga terjadi aliran elektron yang menghantarkan listrik.

Dari atas, saya dapat membedakan yang mana saja elektrolit mana yang kuat, elektrolit yang lemah, dan yang tidak berelektrolit atau nonelektrolit.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah, dari banyak sekian larutan yang diteliti dan diamati, ternyata ada larutan-larutan yang memiliki elektrolit yang kuat, elektrolit yang lemah, dan larutan yang tidak berelektrolit atau nonelektrolit. Fenomena terjadinya itu diakibatkan adanya kemampuan berionisasi pada setiap larutan yang menyebabkan ada tidaknya suatu aktivitas kelistrikan pada suatu larutan

DAFTAR PUSTAKA

Susilowati, Endang. 2009. Theory and Application of Chemistry for Grade X of Senior High School and Islamic Senior High School. Solo: Bilingual/PT. Tiga Serang-kai Pustaka Mandiri.

Wismono, Jaka. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup Kelas X. Jakarta: Ganeca Exact

0 komentar :

Post a Comment