Artikel: Konflik Sabah: Faktor Terjadinya Konflik dan Upaya Penyelesaiannya ~ a Riswan Hanafyah's Blog project

Tuesday, July 9, 2013

Artikel: Konflik Sabah: Faktor Terjadinya Konflik dan Upaya Penyelesaiannya

KONFLIK SABAH

Konflik Sabah adalah sebuah insiden yang muncul setelah sekelompok orang sekitar 100-400 orang, beberapa dari mereka bersenjata, tiba dengan perahu di Kg. Tanduo, Lahad Datu, Sabah dari pulau Simunul, Tawi-Tawi dari Filipina selatan pada tanggal 11 Februari 2013. Kelompok ini, yang menyebut diri mereka Pasukan Keamanan Kerajaan Kesultanan Sulu dan Borneo Utara, yang dikirim oleh Jamalul Kiram III, salah satu penuntut tahta Kesultanan Sulu. Kiram menyatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk menegaskan klaim teritorial mereka yang belum terselesaikan di timur Sabah (bekas Borneo Utara). Menurut Kepolisian Malaysia, 61 loyalis Sulu dan 8 polisi Malaysia tewas dalam bentrokan itu.

Pasukan keamanan Malaysia telah mengepung desa Tanduo di Lahad Datu di mana kelompok itu berkumpul, sementara negosiasi untuk penyelesaian damai dari konflik ini terus berlangsung.

Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sabah

Terjadinya konflik Sabah tersebut di latar belakangi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Sengketa teritorial Nasional

Filipina mengklaim memiliki hak teritorial ke Sabah timur, sebelumnya dikenal sebagai Borneo Utara, melalui warisan Kesultanan Sulu. Dasar dari pernyataan ini adalah bahwa kekuasaan kesultanan secara historis membentang dari Kepulauan Sulu ke bagian utara Kalimantan. Setiap tahun, Kedutaan Besar Malaysia di Filipina menerbitkan suatu cek dengan jumlah 5.300 ringgit (US 1710 $ atau sekitar 77.000 peso Filipina) ke penasehat hukum dari ahli waris dari Sultan dari Sulu dalam menjaga dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian 1878. Malaysia menganggapnya sebagai jumlah pembayaran penyerahan tahunan untuk negara yang disengketakan, sementara keturunan sultan menganggapnya sebagai "sewa." Malaysia, bagaimanapun, telah pasti menolak setiap klaim teritorial Filipina ke Sabah.

2. Sengketa Suksesi Sulu

Faktor lain di balik terjadinya kebuntuan adalah status Kesultanan Sulu yang belum terselesaikan. Kelompok Filipina di Lahad Datu mengklaim mewakili Jamalul Kiram III sebagai Sultan Sulu. Namun, statusnya sebagai sultan ini dibantah oleh beberapa pengklaim lainnya.

Penyelesaian Konflik Sabah

Sampai saat ini, konflik Sabah ini sedang dalam tahap Perundingan. Dalam pernyataan Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan pada Minggu (17/3/2013), bahwa perundingan adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan klaim Kesultanan Sulu atas wilayah Sabah. Aquino juga mengecam penyerbuan loyalis Sulu ke wilayah Malaysia itu.

Aquino mengecam komplotan tak dikenal yang ia dituduh mengirim loyalis Kesultanan Sulu ke wilayah Sabah pada bulan lalu. Menurutnya, kaum penyerang itu telah membahayakan sekitar 800 ribu warga Filipina yang tinggal dan bekerja di daerah tersebut. Indonesia pun menyuarakan dukungannya bagi Malaysia dan Filipina yang sedang berupaya mengatasi masalah ini.

Sedangkan di lain pihak, Sultan Sulu Jamalul Kiram III menginginkan pihak asing turut campur mengatasi konflik antara Kesultanan Sulu dengan Pemerintah Malaysia. Sultan Kiram menginginkan Amerika Serikat (AS) dan Inggris turut campur mengatasi masalah ini.

Di sisi lain, Duta Besar AS ke Filipina, Harry K. Thomas, Jr. mengatakan bahwa Manila dan Kuala Lumpur dapat bekerja sama mengenai hal ini dengan baik. Beliau juga menambahkan bahwa kedua negara ini akan duduk bersama dan berbincang, konflik ini dapat diatasi tanpa pertumpahan darah.

Rujukan

en.wikipedia.org/wiki/2013_Lahad_Datu_standoff (diakses tanggal 31 Mei 2013)
id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Sabah_2013 (diakses tanggal 31 Mei 2013)

0 komentar :

Post a Comment