TENTANG BABY CORN
Baby corn atau biasa disebut jagung semi atau jagung putri sebenarnya merupakan tongkol jagung yang dipanen waktu muda (belum berbiji).
Baby corn atau jagung semi merupakan salah satu jenis sayuran yang disukai oleh hampir semua golongan masyarakat. Produksi jagung semi atau
baby corn di Indonesia rata-rata yaitu sebesar 4,50 ton ha-1
PENGOLAHAN TANAH
Pada tanah berat dengan struktur mampat pengolahan tanah dilakukan 2 kali, sedang untuk tanah ringan (
porous) seperti tanah
Alfisol,
Regosol,
Etisol, dan
Oxixol, dapat dilakukan pengolahan tanah minimum, yaitu pengolahan tanah sepanjang baris tanaman atau tanpa pengolahan tanah (TOT). Untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah dapat diberi pupuk organik yang telah diolah dengan BioTRIBA sebanyak 2 ton/ha 1 – 2 minggu sebelum tanam (
untuk cari tahu apa dan bagaimana cara pembuatan kompos BioTRIBA, Anda dapat mencari tahu lewat internet)
CARA PENANAMAN
Cara tanam dapat dilakukan dengan 2 cara (a) ditugal dan mengikuti alur bajak atau traktor. Jarak tanaman diusahakan dengan jarak yang teratur
.
Populasi tanaman optimal berkisar antara 62.500 – 100.000 tanaman /ha, dengan jarak tanam (a) 75 cm x 40 cm, 2 tanaman/lubang atau (b) 75 cm x 20 cm, 1 1 tanaman/lubang.
Untuk varietas lokal pada musim penghujan jarak tanam 75 cm x 30 cm, 2 tanaman/lubang. Untuk jagung hibrida, jarak tanam 75 cm x 20 cm, 1 tanaman/lubang dapat memberikan pertumbuhan dan hasil produksi yang lebih baik.
Penanaman dapat juga dilakukan dengan sistem dua baris (
double row), yaitu jarak tanam (100 cm x 50 cm) x 20 cm dengan 1 tanaman/lubang.
Sebelum benih ditugal terlebih dahulu direndam dalam BioTRIBA selama 20 – 30 menit. Untuk 1 liter BioTRIBA dapat dilarutkan dalam 20 liter air bersih, kemudian benih jagung direndam dalam larutan BioTRIBA tadi selama 20 – 30 menit, kemudian benih itu ditanam.
PEMUPUKAN
Setelah benih jagung ditanam ditutup dengan pupuk organik TRIBA sebanyak 5- 10 g/lubang. (400 kg – 600kg/ha).
Pupuk anorganik yang digunakan dapat diberikan hanya 50% dari dosis anjuran. Urea 200 kg/ha, KCL 100kg/ha dan 100kg/ha.
Pemberian pupuk 100k/ha Urea, 100kg,TSP,100 kg KCL dilakukan 7 hari. Kemudian setelah berumur 30 – 35 hari setelah tanam di berikan Urea 100 kg/Ha.
Cara pemupukan ditugal ± 7-10 cm di sekitar tanaman atau goretan (parit) yang dibuat di samping tanaman sepanjang barisan, Setelah pupuk diberikan kemudian ditutup dengan tanah.
PENYIANGAN & PEMBUBUNAN
Penyiangan dilakukan 2 kali, Penyiangan I pada umur 10 – 15 hari dan penyiangan ke II pada umur 28 – 35 hari bersamaan dengan dilakukannya pembubunan dan pemupukan ke II.
Tujuan sendiri dari penyiangan adalah membersihkan lahan dari pengganggu (gulma)
HAMA & PENYAKIT
Hama dan penyakit
baby corn adalah hama dan penyakit tanaman jagung yang masih muda (saat pertumbuhan dan pembungaan), antara lain sebagai berikut:
Hama Lalat bibit
Serangan lalat bibit (
Antherigona exiqua Stein) ditandai dengan matinya tanaman yang baru mulai tumbuh. Pencegahan dan pemberantasannya dapat dilakukan dengan penyemprotan
Folidol,
Basudin,
Diazinon,
Agrocide. Dosis penyemprotan umumnya 1,5-2,0 cc/1 air. Penyemprotan dilakukan setiap 2-3 hari sekali, dimulai 5 hari setelah tanam. Ulat tongkol Serangan ulat tongkol (
Heliothis armigera HSN) ditandai dengan rusaknya tongkol, terutama apabila panen terlambat. Pemberantasannya sama seperti pemberantasan lalat bibit.
Penggerek batang
Menggerek pada batang karena hama ini masuk dan mengisap cairan batang, terutama saat tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan dilakukan dengan penyemprotan obat-obatan, seperti pada lalat bibit saat tanaman
baby corn akan berbunga. Ulat daun Serangan ulat daun (
Prodenia litura F) ditandai dengan rusaknya daun karena hama ini memakan daun
baby corn, terutama pada waktu tanaman mulai berumur satu bulan. Pemberantasannya sama seperti pemberantasan lalat bibit.
Ulat tanah
Serangan ulat tanah (
Agrotis sp) dimulai sejak tanaman
baby corn mulai tumbuh. Ulat ini memakan tanaman sampai habis. Pencegahannya dilakukan dengan cara tanah difumigasi sebelum penanaman dimulai. Sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan cara ulat yang biasanya terdapat di dalam tanah dicari dan dibunuh.
PENYAKIT
Bulai (Corn downy mildew)
Gejala serangan ditandai dengan adanya garis kuning lebar pada daun yang merupakan benang cendawan. Pada pagi hari, akan timbul tepung putih menutupi daerah yang berwarna kuning itu, terutama bagian bawah.
Bila penyakit terbawa dari benih, tanda serangan akan timbul sejak daun masih muda. Penularan penyakit ini dapat melalui benih dan spora yang terbawa angin. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Sclerospora maydis atau disebut pula
Peronossclerospora maydis. Sebaiknya penyakit ini dicegah dengan cara menanam varietas yang tahan terhadap penyakit ini. Benih dicampur dengan Ridomil sebelum ditanam secara serentak.
Helminthosporium
Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak kuning yang dikelilingi warna cokelat pada daun, pelepah, dan tongkol. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Helminthosporium turcicum atau
Helminthosporium maydis. Pengendaliannya dilakukan dengan cara rotasi tanaman, sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan penyemprotan fungisida.
Karat
Gejala serangan ditandai dengan adanya noda kecil berwarna merah karat di atas permukaan daun bagian atas. Pada bercak itu terdapat tepung berwarna cokelat dan terasa kasar seperti karat bila diraba. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Puccinia polyspora. Pengendaliannya dilakukan dengan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit ini, sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan penyemprotan fungisida
PANEN & PASCA PANEN
Panen dilakukan setelah biji pada tongkol masak yang ditandai dengan terbentuknya lapisan hitam pada lembaga dan tongkol telah menguning. Panen merupakan tahap awal yang penting dari seluruh rangkaian penanganan pasca panen jagung, karena berpengaruh terhadap jumlah dan mutu hasil. Panen terlalu awal menyebabkan jumlah butir muda banyak, sehingga mutu biji dan daya simpannya rendah. Sebaliknya, terlambat panen mengakibatkan penurunan mutu dan peningkatan kehilangan hasil.
PEMANENAN
Panen dilakukan dua hari setelah rambut tongkol keluar (silking) pada pagi atau sore hari. Setelah tongkol keluar, harus dilakukan pengontrolan agar panen tidak terlambat. Sebab keterlambatan sehari saja bisa mengurangi kualitas
baby corn. Hal ini disebabkan semakin hari tongkol akan semakin mengeras dan membesar sehingga tidak memenuhi mutu yang disukai konsumen. Sebaliknya panen tongkol yang lebih awal akan diperoleh
baby corn yang masih terlalu lunak. Sehingga ujung tongkol lebih mudah patah kualitasnya menurun.
Ditinjau dari segi standar mutu
baby corn, memang belum ada ketentuan baku tentang standar mutu. Setiap konsumen memiliki standar mutu sendiri misalnya: Taiwan menetapkan panjang
baby corn sekitar 10 cm dan diameter sekitar 1,2 cm; Filipina menetapkan panjangnya sekitar 4-11 cm dan diameternya sekitar 0,8-1,18 cm; Dieng Jaya menetapkan mutu grade A 7,5 cm, grade B 7,5 – 8,5 cm, dan grade C 8,5 – 9,5 cm; dan NAI menetapkan panjangnya 4,5 -11 cm dan diameternya 1,5-1,8cm.
KANDUNGAN GIZI JAGUNG PER 100KG
Kalori : 355 Kalori
Protein : 9,2 gr
Lemak : 3,9 gr
Karbohidrat : 73,7 gr
Kalsium : 10 mg
Fosfor : 256 mg
Ferrum : 2,4 mg
Vitamin A : 510 SI
Vitamin B1 : 0,38 mg
Air : 12 gr
MANFAAT BAGI TUBUH
Memperkaya mineral
Memperbaiki pencernaan
Merawat kulit
Mencegah anemia
Mengontrol kolesterol Penting untuk kehamilan